Selasa, 13 Februari 2018

Aku Pemilih

Assalamualaikum, teman-teman. Semoga semuanya selalu dalam keadaan yang sehat ya.

Dulu pernah ada yang bertanya padaku.
"Berapa jumlah sahabatmu sekarang?"
Aku berpikir cukup keras untuk menjawab pertanyaan itu. Dan hati-hati sekali.
"Sahabat ya? Satu(?)" , jawabku.
"Wah, pemilih banget", timbalnya.

Semenjak itu aku tersadar. Memang benar. Entah mulai kapan aku menjadi pemilih sekali. Aku bukan pemilih ingin berteman, berbicara, bergurau dengan siapa saja. Bukan. Tapi aku memilih, pantaskah dia aku sebut sahabat?. Cukupkah kedekatan kita disebut sebagai teman?

Picik memang.
Aku selalu ingin mendapat balasan untuk apa yang telah aku berikan terkait dengan perasaanku. Teman dan sahabat, merupakan istilah yang memiliki kesan mendalam pada perasaanku. Menurutku. Sehingga, aku cukup pemilih untuk itu.

Mungkin karena sebelumnya aku selalu mengalami kekecewaan. Aku selalu menganggap mereka yang telah menghabiskan dua atau tiga hari lebih selalu bersama dan selalu bergandengan adalah sahabatku. Itu selalu tertanam dalam pikiranku. Sehingga, dulu aku punya BUANYAK sekali sahabat.

Tapi, semakin dewasa. Aku selalu ingin tahu, apa arti aku dihidup orang itu. Aku selalu mencari tahu dengan aktivitasnya yang dapat menunjukkan seberapa penting dan berartinya aku di hidupnya. Dan selalu kutemui aku adalah orang yang. . .
Yang. . .
Yang. . .
Aku. Bukan sahabat. Pernah kenal. Sebatas cameo di hidupnya.
Kecewa. Sakit. Aku kira dia juga menganggap aku sebagai sahabatnya, karena kedekatan kita. Aku kira aku cukup berkesan di hidupnya.

Semenjak itu aku mulai sangat amat pemilih dalam sebutan untuk setiap orang yang kukenal. Karena aku takut, ternyata aku bukan apa apa untuk mereka. Aku takut menghadapi kenyataan. Haha

Selasa, 19 Juli 2016

BAGAIMANA BISA???!!



baca Webtoonnya di sini (berbagi kekerenan bacaan aja._.)
bisa-bisanya di dunia ini ada yang tidak bisa beli sesuatu karena tidak punya uang, tapi disisi lain ada yang tinggal menyuruh orang untuk membelikannya sesuatu…!

Kata-kata yang aku temukan dalam sebuah webtoon berjudul Golden Spoon ini berhasil menuai persetujuan seluruh sel yang ada di dalam tubuhku. Membuat aku ingin berteriak “Kira-kira kenapa seperti itu ya??!” di depan orang yang ingin terus mendapatkan uang lebih, padahal ia telah memiliki cukup banyak uang. Kata-kata yang berhasil membuat aku semakin jengkel dengan para koruptor yang serakah, orang kaya yang pelit, dan orang pintar yang sombong. 

Tentu saja seluruh sel di tubuhku setuju, karena kata-kata itu sesuai dengan situasi dan kondisiku saat ini. Wah, benar juga. Bagaimana bisa ada orang yang tak mampu membayar tempat tinggal dan membeli makan, sedangkan di sisi lain ada yang melakukan perjalanan menggunakan jet hanya untuk menghindari macet? Bagaimana bisa ada orang yang tak mampu mendapatkan pekerjaan sama sekali sedangkan di sisi lain ada yang menolak untuk bekerja dan memilih bersenang-senang? Oke mungkin pertanyaan yang kedua timbul karena terlalu banyak menonton drama. Tapi, siapa yang tahu kalau ternyata pertanyaan kedua itu memang benar adanya di dunia ini. 

Keadaan ekonomi yang sedang aku hadapi adalah keadaan yang bisa saja menggoyahkan imanku atau bahkan dapat menguatkan imanku. Ketidak percayaan terhadap adanya Tuhan bisa muncul tanpa ada pasukan sel percaya yang menahannya. Tidak percaya kalau apa yang terjadi adalah kehendak Tuhan. Tidak percaya kalau kehidupan ini berjalan karena adanya peran Tuhan. Tidak percaya kalau dapat atau tidak dapatnya uang adalah urusan Tuhan juga. Keadaan yang membuat aku mendekati atau bahkan menjadi murtad. Murtad adalah istilah bagi muslim yang merupakan sebutan untuk orang-orang yang keluar dari Islam. Kurang lebih seperti itu pengertian murtad yang dapat aku jelaskan. . .

Tapi syukurnya keadaan ini malah menjadi penguat. Keadaan ekonomi yang menimpa keluargaku membuatku semakin menyadari Tuhanku memperhatikan apapun yang aku kerjakan. Membuatku semakin semangat menjalankan kewajibanku sebagai umat muslim. Membuatku semakin sering meminta dan mengadu hanya kepada-Nya. Membuatku semakin bijak dalam menggunakan uang. Membuatku semakin bijak memilih mana yang seharusnya tetap aku kerjakan mana yang seharusnya tak perlu aku kerjakan. Tapi keadaan itu tetap berhasil membuatku menatap sinis orang-orang yang dengan mudahnya menghamburkan uang. 

Bisa-bisanya . . .!
Bisa-bisanya . . .!
HAHA . . .!

Minggu, 10 Juli 2016

Makna Teman



img: favim.com
Menurut KBBI teman adalah kawan, teman adalah sahabat. Sejatinya, arti teman memang seperti itu. Sejak aku duduk di bangku sekolah dasar, aku memegang arti teman seperti apa yang diartikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika kuanggap dia teman, maka dia sekaligus sahabatku. Persepsi itu aku pegang hingga aku duduk di Sekolah Menengah Atas.

Temanku, maka Sahabatku

            Karena prinsipku lah, aku selalu memilih siapa yang layak aku panggil teman. Karena temanku adalah sahabatku. Ya, prinsip itulah yang pegang hingga aku duduk di Sekolah Menengah Atas. Mereka yang berbuat baik kepadaku, mereka yang sangat tulus ingin membantuku, mereka yang menemaniku, mereka yang tahan dengan segala sikapku saat itu, mereka yang bersenda gurau dan mengingatku, merekalah temanku. Selain itu, aku hanya menyebutnya “kenal, tapi gak deket”
Jahat memang, tapi…. Aku berhak memilih siapa yang aku spesialkan. Mereka juga berhak memilih siapa yang mereka spesialkan. Karena hak tersebut dimiliki oleh semua orang. Semua orang memiliki kriteria orang spesial untuk mereka pilih.

            Seiring berjalannya waktu, aku baru menyadari apa arti teman di kehidupan ini. Arti teman yang berbeda dengan apa yang diartikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia. Teman adalah siapapun yang aku kenal dan dia juga mengenalku, walau kami tidak dekat. Teman adalah orang yang dibutuhkan dalam situasi dan kondisi tertentu. Teman adalah siapapun yang berpotensi membantuku ketika aku membutuhkannya.

            Mungkin atau bahkan pasti! arti teman bagi setiap orang berbeda-beda. Tapi itulah arti teman yang dimaknai oleh anak berumur 19 tahun di tahun 2016 ini. Itulah makna teman bagiku.

Teman adalah mereka yang kamu butuhkan dalam situasi dan kondisi tertentu

Rabu, 11 November 2015

Aku Ingin MerasakannyaLagi...



Ku pikir setelah aku pergi meninggalkan tempat dimana aku dapat melihatmu secara diam-diam serta dapat memanggilmu dalam hati dan meneriakimu dalam bisu, aku akan tetap mengagumimu aku akan tetap menyimpan rasa ini kepadamu. Ternyata aku salah. Begitu mudahnya aku melupakan orang yang selama ini tanpa dia sadari telah membuatku bersemangat dalam menjalankan aktivitasku. Orang yang tanpa dia sadari mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam hari-hariku. Orang yang dulu tanpa sehari pun hilang dari fikiranku.
Bahkan aku sudah tidak ingat bagaimana rasa itu. Rasa yang muncul ketika aku melihatmu dari kejauhan. Rasa yang muncul ketika aku tak sengaja berpapasan denganmu. Rasa yang selalu muncul hanya dengan melihat wajahmu yang telah aku cetak dalam sebuah kertas photo seukuran photo dalam sebuah dompet. Aku lupa akan itu. Aku lupa bagaimana kedahsyatan sihirmu. Yang dapat menarik semua wanita untuk tertuju ke arahmu ketika kamu berjalan menuju tempat ibadah.
Luhan, sekarang kau bahkan sangat tidak berarti bagiku. Aku sudah tidak perduli lagi dengan apa yang sedang kau kerjakan sekarang. Apa yang kau pikirkan tentangku. Apa responmu terhadapku. Apa tanggapanmu tentangku. Bagaimana keadaan hadiah yang aku berikan kepadamu walau mungkin itu bendaa yang tidak berharga bagimu.
Tapi apa kau tahu? aku ingin merasakan itu kembali. Walau alasan rasa itu muncul bukan karena kamu lagi. Perasaan itu adalah rasa yang membuat aku bangkit. Aku sadar. Aku bersemangat. Aku fokus dalam menerima ilmu.
Saat ini aku merasa hampa. Aku seperti tidak memiliki tujuan. Aku tidak bergairah dalam menjalankan segalanya. Aku malah bingung. Aku tak tau arah. Benar, aku seakan tersesat bahkan tenggelam dalam kebodohanku. Aku seakan tak dapat berkembang lagi.
Telah kucoba untuk dapat merasakan itu kembali tapi... tak mudah. Kucoba untuk mengagumi yang lain. Tapi tidak seperti saat aku mengagumimu. Rasa itu tak pernah muncul lagi setelah aku tak melihatmu. Pertanyaan bodoh itu muncul diotakku. Apakah ketika aku melihatmu kembali aku dapat merasakan itu kembali?.

Senin, 26 Januari 2015

Suka yang Terpendam

Suka sama orang itu hak setiap manusia. Suka sama cewe cantik itu naluri. Begitu juga suka sama cowo ganteng. kalo dikasih pilihan cowo jelek tapi rajin shalat atau ibadah sama cowo ganteng tapi ga rajin shalat. Gua gabakal muna, gua pasti bakal pilih cowo ganteng tapi ga rajin shalat, fikiran gua "ah kalo belom rajin shalat mah nanti bisa dibenerin, bisa dibikin rajin, lah kalo tampang? Guanya udah jelek yaaaaa gabakal memperbaiki keturunan" . Tapi sebenernya kalo dikasih pilihan kayak gitu, gue gabakal bisa jawab apalagi milih. Mending gamilih dua duanya deh kan masih ada yg sedeng._. Kalo ada yang jelek tapi rajin ibadah sama ganteng tapi garajin ibadah pasti ada yang ga ganteng dan gajelek yang rajin gak rajin ibadahnya. Yang ditengah insyaallah lebih baik. 

Tapi biasanya, karena terlalu menyukai orang yang sangat tampan atau cantik kita lebih ngerendahin diri kita sendiri. Selalu merasa, gue gapantes sama dia, dia terlalu cakep, apapun yg dilakuin bareng dia itu ~impossible.....impossible....impossible~.Dan kemudian mengakibatkan kita berdosa karena tidak mensyukuri ciptaanNya. Gua juga begitu soalnya, ngerasa gabakal pernah pantes sama doi. Doi mah ganteng, putih, pinter, rajin shalat, islamic banget dan lelaki idaman banget lah. Sedangkan gue? Hitam, buluk, pinter juga standar lah cuma 10 besar doang, pendek pula. Nahkan? Secara gak langsung gua ga mensyukuri apa yang udah dikasih dan diciptain Tuhan buat gua. Kita selalu merasa diri kita buruk rupa sehingga tidak mungkin sang pujaan akan melirik dan memperhatikan kita. Everything is impossible. Kayak gini sih udah pasti banget, biasa dirasain sama orang orang yang pesimis. Dan gapercayaan sama diri sendiri.

Emang sih merendah juga diperlukan, agar kita tidak sombong. Tapi jangan berlebihan. Segala sesuatunya kalau dilakukan secara fanatik/berlebihan ya hasilnya gabagus lah buat diri kita sendiri. Termasuk rasa suka kita juga jangan berlebihan lah ya...nanti jatohnya kita dosa again and again karena menduakanNya.

Kasus kasus menyukai seseorang sampai merendahkan dirinya sendiri ini juga biasanya kasus suka yang terpendam. Yang bisanya ngeliat doi dari jauh doangan. Yang bisanya doain doi diemdiem. Yang bisanya ngestalk semua akun socmed doi biar tau apa yang doi suka. Yang bisanya titip salam lewat temennya tapi engga ngasih tau nama siapa yang nyalamin. Iyalah pasti terpendam. Untuk percaya diri aja gabisa, gimana mau nyatain perasaan? Kan butuh kepercayaan diri juga untuk menyatakan perasaan itu. Sama keberanian juga sih.                                     

Terus, kalo kita suka sama seseorang juga biasanya suka ngerasa kita udah ngenal doi dalem dan luarnya. Padahalmah luar nya juga engga semua apalagi dalemnya. Apalagi yang sukanya terpendam. Yang kemudian ngerendahin diri sendiri itu gabakal berani ngapangapain kalo ada doinya. Gabakal mampu untuk ngeliat langsung wajah doi. Dari jauh juga gabakal bisa liatin lama, karena takut ketauan kalo lagi ngeliatin. Mana mungkin sih bisa kenal dalem nya. Dalem? Daleman? Haha bukan bukan. Dalem itu kayak semacam sifat asli dan sangat sesungguhnya. 

Lucu juga sih yah, padahal cuma ngeliat wajah doi doang. Kalo ketauan ya.....pura pura aja kalo lagi bengong, tetep natep lurus biasa. Bola matanya jangan sampe ngikutin kemana si doi jalan atau gerak. Kalo gitumah ya tetep ketauan kalo ngeliatin. Tapi gapapa kalo gitu juga, kalo emang niatnya mau doi tau kalo kita lagi merhatiin doi.

Tapi setelah merendahkan diri gua secara berlebihan, kemudian gua sadar. Kalo gua tau dan gua ngerasa gapantes buat dia, ya ngapain masih suka...cari yang sekiranya cocok dan sekiranya pas aja lagi. Tapi kalau memang kita benar-benar menginginkan doi atau ingin tau apa tanggapan doi tentang kita. Ya mau ga mau harus nyoba dan nerima segala jawaban. Karena, kalau kita berani suka maka kita harus berani menanggung segala resiko yang akan terjadi.

Sabtu, 17 Januari 2015

HARI YANG TEPAT

Hari terakhir aku mengunjungi sekolahlah hari yang paling kutunggu. Pada hari itu aku akan mengatakan sejujurnya padamu. Aku akan mengakui bahwa aku yang selama ini mengganggumu dan membuatmu malas berurusan dengan social media. Aku akan mengatakan bahwa sejak aku menduduki kelas 11, aku sudah menyukaimu dengan alasan yang sama seperti alasan para penggemarmu yang lainnya. Karena kau tampan. Dan alasan yang dimiliki penggemar mu yang kpopers, karena kau mirip dengan Lu Han EXO. Dan mungkin dari penggemar-penggemar mu yang ada hanya aku yang menyadari kalau kau mirip dengan Hayashi Kento. Kau sempurna. Tapi tak sesempurna yang selama ini kulihat. Aku hanya melihat luarmu saja. aku tak dekat denganmu. Maka dari itu aku bisa mengatakan bahwa kau sempurna.
                                        
Sama seperti teman sekelasku, banyak yang mengatakan ia tampan. Tapi bagiku tidak, sama sekali tidak tampan. Karena ia pemalas, ia nakal, ia tak bertanggungjawab, ia tidak berteman dengan siapa saja, bahkan aku yakin dia tidak menghafal namaku. Sangat tidak sempurna bagiku. Tapi bagi yang hanya dapat memandangnya saat ia diluar kelas dan dari tempat jauh akan mengatakan bahwa ia sempurna karena tampangnya. Sama sepertiku, aku juga mengatakanmu sangat sangat sempurna. Karena yang kulihat dan kuketahui tentangmu sejauh ini sangat sempurna. Tapi mungkin saja teman sekelasmu tak sependapat denganku. Sudah pasti, teman sekelasmu hanya akan setuju bahwa kau tampan. Tapi teman sekelasmu tak akan setuju bahwa kau sempurna.

Karena aku menyukaimu juga maka semua kekuranganmu yang dikatakan oranglain termaafkan olehku. Sehingga kau akan tetap sempurna untukku.

Kenapa harus hari terakhir aku datang ke sekolah? Karena bila aku masih punya kewajiban datang ke sekolah aku akan sangat bimbang untuk berangkat sekolah setelah aku mengatakan bahwa selama ini aku menyukaimu, sangat sangat menyukaimu. Jikalau aku berani hadir disekolah, aku tak akan berani keluar kelas disaat jam istirahat, hanya karena takut bertemu kamu. Dan kemudian sampai aku tak punya kewajiban datang kesekolah aku takan mampu untuk memandangmu dari kejauhan lagi. Semuanya akan berubah. Jadi kupikir hari terakhir aku datang ke sekolahlah hari yang tepat untuk aku mengungkapkannya padamu.

Secara tidak langsung kau adalah penyemangatku dalam menjalankan aktivitas disekolah. Ingin berada disekolah lebih lama, karena kau juga belum meninggalkan sekolah. Hal semacam itu sudah pasti dan sudah biasa dilakukan oleh orang yang sedang jatuh cinta. Melakukan segala galanya demi dapat melihat orang yang ia kasihi. Yaaaaaa seperti inilah hidup.

Rabu, 01 Oktober 2014

FAJAR


Pagi hari merupakan saat yang biasanya tidak ditunggu oleh kebanyakan orang. Karena jika pagi hari sudah tiba maka semua orang harus bangun dan mulai melaksanakan aktivitas, dari beribadah, berkerja sampai sekolah. Kebanyakan orang sangat berharap durasi untuk mencapai ke pagi hari itu lebih lama dari pada mencapai ke malam hari.

Tapi pagi hari ini berbeda dengan pagi hari yang dimaksud kebanyakan orang. Pagi hari ini sangat ku tunggu. Pagi hari yang selalu cerah dan indah walau keadaan langit sedang kelam. Pagi hari yang bisa membuatku terus melebarkan bibirku dan mendebarkan dadaku. Pagi hari yang dapat membuat hariku lebih indah dari hari-hari lainnya. Yang akan tetap menjadi pagi hari walau jam sudah menunjukkan pukul 22.00. Yang telah terlahir dari rahim seorang wanita yang ia anggap wanita tercantik dan paling sempurna.

Wahai pagi hariku, masa-masa aku melihat pagi hari yang tetap menjadi pagi hari walau di siang hari itu akan segera berlalu. Aku akan pergi meninggalkan tempat dimana aku dapat melihat pagihari yang berbeda dari pagi-pagi lainnya. Bila dihitung, sudah hampir dua tahun aku mengagumimu wahai pagihariku. Aku tak tahu apakah nanti aku akan menemukan pagi hari yang sama seperti dirimu setelah aku pergi dari sini. Mungkin sampai nanti aku pergi dari tempat ini kau tidak akan tahu bahwa aku mengagumimu, karena aku tak akan pernah berani mengatakannya. Mengatakan bahwa aku mengagumimu, aku menyertakanmu dalam setiap doaku.

Bahkan untuk mengatakan “hai” pun aku tak sanggup. Seakan ada kekuatan yang menahanku mengatakan itu dan hanya dapat membuat aku melebarkan bibirku tanda tersenyum dan getaran-getaran pada jantung ku yang membuatku tak mampu berdiri. Kekuatan apa yang kau miliki wahai pagihariku? Kekuatan itu sungguh dahsyat kurasakan. Aku tak mampu melawanya. Ah….tak masalah bagiku bila kau tidak mengetahui siapa namaku, apa makanan kesukaanku, apa kebiasaanku, bagaimana perasaanku kepadamu, dan betapa aku sangat mengagumimu. Bahkan untuk tahu namaku siapa saja kau tak meminatinya. Apalagi hal lebih dalam tentangku? Tentu saja kau tak akan perduli.

Mungkin ini memang sudah jalanku mengagumi tanpa dikagumi balik. Mengagumi sesuatu yang sangat special dimukabumi. Pagi hari yang tidak akan pernah berubah jadi siang walau sudah siang, serta tak akan pernah jadi malam walau sudah malam. Pagi hariku, terimakasih telah hadir membuat hidupku lebih berwarna tanpa harus kau berada didekatku. Tanpa harus aku berbicara padamu. Tanpa harus kau merasa malu memiliki kenalan sepertiku. Gadis yang lebih tua 2 tahun darimu yang sangat sangat buruk rupa, tidak memperdulikan penampilannya, tidak memperdulikan fashion, tidak pandai make up, serta tidak cukup pintar ini. Hanya dengan melihat dan menatapmu dari kejauhan saja. kau sudah membuatku sangat sangat bahagia. Sekali lagi terimakasih. Dan selamat tinggal. FajarFR.